Seorang ustazah berkongsi dengan para pendengar cerita yang cukup menarik menerusi corong radio pagi ini. Ia tentang sulaman. Hakikat sebuah sulaman memberi pengajaran kepada kita bahawa apa yang di atas tidak sama seperti yang dibawah. Sulaman nampak cantik dan indah di atasnya tetapi di bawah yang dilihat adalah benang-benang sulam yang semak dan serabut.
{Pada suatu hari seorang anak sedang bermain di lantai. Ia memandang ke atas, dan nampak ibunya yang sedang menyulam sehelai kain. Kemudian anak tersebut bertanya kepada ibunya, Ibu apa yang sedang ibu lakukan?" Ibu pantas menjawab"Anakku aku sedang menyulam sebuah kain yang indah". "Tapi ibu kenapa yang nampak adalah benang-benang yang berpintal-pintal, mana indahnya pun!"balas anak itu.
Ibu dengan bijak menjawab, "Teruskan permainanmu anakku, nanti kalau sudah selesai ibu akan memperlihatkannya padamu, dan kamu boleh melihatnya sendiri nanti".
Anak tersebut hairan, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih dan tidak benang yang berwarna warni untuk sulaman yang lebih menarik. Selang beberapa saat dia merapati lagi ibunya dan masih melihat benang-benang yang makin berserabut dibawahnya. Dia tidak berpuas hati dan bertanya kepada ibunya lagi, "Dah siap ke sulaman ibu yang indah itu. Saya lihat benang-benang makin berserabut di bawah" Ibunya memintanya bersabar dan berjanji akan menunjukkan sulaman itu kepada anaknya bila selesai nanti.
Beberapa minit kemudian, ibu tersebut memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu...". Waktu itu anak tersebut hairan dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Anak tersebut hampir tidak percaya melihatnya, kerana dari bawah yang dilihatnya tadi hanyalah benang-benang yang berpintal-pintal dan berserabut tanpa arah yang pasti.
Kemudian ibu berkata,"Anakku, dari bawah memang nampak semak dan kacau, tetapi engkau tidak menyedari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.
Kita sebenarnya tidak ubah seperti anak tadi. Kita sering melihat hidup di dunia ini penuh dengan dugaan dan ujian yang begitu rumit dan pelbagai untuk dilalui dan ditempuh. Penuh kegetiran. Ada ketikanya di saat kepayahan meredah ujianNya, kita melihat ke atas dan bertanya kepada Allah. "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Dan Dia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu."
Kita sering pula membantah,"Tetapi nampaknya hidup ini rumit, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya menggunakan warna yang cerah dan menarik?" Kemudian Allah menjawab, " Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu dibumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke syurga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."}
Ironinya ketika lorong yang di sulam keindahan terbentang di depan mata, mengapa lorong yang di sulam kegelapan dan kepalsuan menjadi pilihan.
Pena Tumpul - Menyulam rasa
{Pada suatu hari seorang anak sedang bermain di lantai. Ia memandang ke atas, dan nampak ibunya yang sedang menyulam sehelai kain. Kemudian anak tersebut bertanya kepada ibunya, Ibu apa yang sedang ibu lakukan?" Ibu pantas menjawab"Anakku aku sedang menyulam sebuah kain yang indah". "Tapi ibu kenapa yang nampak adalah benang-benang yang berpintal-pintal, mana indahnya pun!"balas anak itu.
Ibu dengan bijak menjawab, "Teruskan permainanmu anakku, nanti kalau sudah selesai ibu akan memperlihatkannya padamu, dan kamu boleh melihatnya sendiri nanti".
Anak tersebut hairan, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih dan tidak benang yang berwarna warni untuk sulaman yang lebih menarik. Selang beberapa saat dia merapati lagi ibunya dan masih melihat benang-benang yang makin berserabut dibawahnya. Dia tidak berpuas hati dan bertanya kepada ibunya lagi, "Dah siap ke sulaman ibu yang indah itu. Saya lihat benang-benang makin berserabut di bawah" Ibunya memintanya bersabar dan berjanji akan menunjukkan sulaman itu kepada anaknya bila selesai nanti.
Beberapa minit kemudian, ibu tersebut memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu...". Waktu itu anak tersebut hairan dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Anak tersebut hampir tidak percaya melihatnya, kerana dari bawah yang dilihatnya tadi hanyalah benang-benang yang berpintal-pintal dan berserabut tanpa arah yang pasti.
Kemudian ibu berkata,"Anakku, dari bawah memang nampak semak dan kacau, tetapi engkau tidak menyedari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.
Kita sebenarnya tidak ubah seperti anak tadi. Kita sering melihat hidup di dunia ini penuh dengan dugaan dan ujian yang begitu rumit dan pelbagai untuk dilalui dan ditempuh. Penuh kegetiran. Ada ketikanya di saat kepayahan meredah ujianNya, kita melihat ke atas dan bertanya kepada Allah. "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Dan Dia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu."
Kita sering pula membantah,"Tetapi nampaknya hidup ini rumit, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya menggunakan warna yang cerah dan menarik?" Kemudian Allah menjawab, " Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu dibumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke syurga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."}
Ironinya ketika lorong yang di sulam keindahan terbentang di depan mata, mengapa lorong yang di sulam kegelapan dan kepalsuan menjadi pilihan.
Pena Tumpul - Menyulam rasa
Comments