Mantoba sedang dalam perjalanannya kembali ke Kuala Lumpur dengan menaiki keretapi Senandung Malam. Antara penumpang yang ramai ada seorang tua yang duduk di sebelahya. Setelah lama berdiam diri, sambil menguap Mantoba bertanya kepada orang tua tersebut, " Pakcik, pukul berapa sekarang?"
Satu pertanyaan yang biasa, yang kadangkala kita tujukan kepada sesiapa pun dan biasanya kita akan mendapat jawaban. Namun kali ini sungguh diluar dugaan, orang tua tadi berdiam diri sahaja. Mungkin orang tua ini kurang pendengaran, Mantoba berkata dalam hati. Dia mengulanginya sebanyak 3 kali. Namun orang tua itu tetap berdiam diri tanpa sebarang riak dari wajahnya.
Mantoba mencuit orang tua tersebut dan berkata, "Saya hairan mengapa pakcik tidak menjawab pertanyaan saya? Salahkah saya bertanya?
Orang tua itu menoleh sambil berkata, "Bukannya saya tidak mahu menjawab ,tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti akan bersoal jawab mengenai soal ini dan itu, dan akhirnya kita akan bertambah mesra."
Mantoba termangu mendengar bebelan orang tua itu. Terus dia bertanya lagi, "Lalu apa salahnya kalau kita menjadi lebih mesra?"
Orang tua itu berkata lagi, "Apabila kita bertambah mesra ketika anak gadis dan isteri saya menjemput saya di Kuala Lumpur , nanti kita akan turun sama-sama.Dan saya pasti mengenalkan mereka kepada kamu."
Mantoba tambah bingung dan tidak tentu arah. "Jadi?" tanyanya lagi.
"Isteri saya orangnya baik sekali kepada semua orang, takut nanti dia mempelawa anda ke rumah. Nanti kamu akan mandi dan berehat di rumah saya,dan juga akan kami jamu di rumah saya. Setelah itu kamu boleh menjadi rapat dengan anak gadis saya dan kamu akan menjadi teman lelaki anak saya. Lama-lama kamu akan menjadi menantu saya," katanya lagi.
Mantoba terus diinjak rasa bingung dan bertanya, "Pakcik, apakah hubungannya semua ini dengan pertanyaan saya yang pertama?
Sambil berdiri orang tua tersebut menjawab dengan lantang, "Masalahnya, SAYA TIDAK MAHU MEMPUNYAI MENANTU SEPERTI KAMU. JAM TANGAN PUN TAKDERRR!
Pena Tumpul - Kalau tidak mesra di kata sombong pula walaupun tidak begitu sebenarnya
Comments